Pages

Diberdayakan oleh Blogger.

Popular Posts

Followers

RSS

Parah, Polusi Cahaya di Kota Besar Jawa



Momen Earth Hour yang berlangsung Sabtu malam dimanfaatkan sejumlah astronom amatir untuk merayakan Globe at Night, sebuah gerakan untuk meminimalisir polusi cahaya. Tujuannya tak cuma berkaitan dengan hemat energi dan perubahan iklim, tetapi juga menciptakan langit yang lebih gelap sehingga mendukung kegiatan astronomi.
Pengamatan diantaranya digelar di Yogyakarta oleh Jogja Astro Club. Mutoha Arkanuddin, salah satu anggota komunitas tersebut mengatakan, pengamatan berhasil mengidentifikasi bintang pada magnitud 3. Terdapat magnitud 1 hingga 7 untuk mengukur kegelapan dan kecerahan langit malam, semakin tinggi magnitud maka semakin banyak bintang yang terlihat.
Di Jakarta, pengamatan dilakukan oleh Himpunan Astronom amatir Jakarta (HAAJ). Sayangnya, langit mendung sehingga tak satu pun bintang bisa teramati. Hal serupa terjadi di Bandung. Avivah Yamani dari Langit Selatan mengatakan, "Tadi malam saya nggak pengamatan ya. Masalahnya kan di sini mendung dan hujan deras, jadi pengamatan nggak bisa dilakukan," ungkapnya.
Meski beberapa pengamatan gagal dilakukan, namun komunitas astronom tersebut bertutur tentang polusi cahaya di kotanya. Mutoha misalnya, mengatakan, "Kalau kita lihat, polusi cahaya di kota Jogja ini sudah cukup parah karena kita hanya bisa lihat hingga magnitud 3." Wilayah yang masih mendukung pengamatan adalah selatan Yogyakarta dan Gunung Kidul.
Sementara Muhammad Rayhan dari HAAJ juga mengatakan bahwa polusi cahaya di Jakarta sudah seperti tak tertolong lagi. Avivah mengatakan, "Polusi cahaya kalau di Bandung itu parah karena ada mall banyak. Selain itu ada tempat wisata, factory outlet, kafe, itu kan sampai tengah malam. Jadi sampai malam itu kota itu masih terang benderang."
Sumber polusi cahaya, selain dari perumahan juga dari penerangan jalan. Menanggulangi polusi cahaya bisa dimulai dari rumah. Avivah mencontohkan, "Paling mudah untuk meminimalisir polusi cahaya adalah memakai cup pada lampu. Dengan cup, cahaya hanya terfokus ke daerah tertentu, tidak ke langit. Ini sudah membantu meminimalkan"
Selain itu, ia mengatakan bahwa sumber cahaya yang ada di jalan sebenarnya bisa dimatikan setelah lewat tengah malam. "Dari baliho iklan itu kan kalau malam mungkin juga sudah tidak ada yang melihat. Itu bisa dimatikan setelah jam 12 malam," papar Avivah yang juga mengelola situs astronomi langitselatan.com.
Menanggulangi polusi cahaya, selain mencapai misi Globe at Night juga selaras dengan Earth Hour. Mengurangi polusi cahaya dengan cara mematikan lampu saat tak diperlukan dan membatasi pengadaan lampu dalam jumlah yang tak diperlukan juga akan mengurangi energi listrik. Ini berarti juga ikut menanggulangi dampak perubahan iklim.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 comments:

Posting Komentar